Mempersiapkan Tenaga Kerja Terampil Melalui Pendidikan Sekolah

Tenaga Kerja Terampil

Cukup menggembirakan bahwa daya tampung sekolah kita semakin besar sehingga semakin banyak orang dapat mengenyam pendidikan, dari Sekolah Dasar, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, Sekolah Lanjutan Tingkat Atas, bahkan sampai ke Perguruan Tinggi, serta mencakup semua lapisan masyarakat dari kota sampai ke desa. Walaupun tidak semua orang yang akan bersekolah dapat ditampung, kita masih dapat berlapang dada, karena daya tampung sekolah kita kian hari kian bertambah, dan usaha-usaha tentunya tidak akan dihentikan untuk semakin memperluas daya tampung sekolah tersebut.

Hal lain yang patut disyukuri, adalah usaha-usaha yang terus dilakukan untuk semakin meningkatkan mutu pendidikan kita. Penataran-penataran terhadap guru-guru, pengadaan fasilitas untuk meningkatkan mutu interaksi belajar mengajar, serta penataan kembali Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan merupakan bukti dari usaha keras yang telah dan sedang dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan di negara Indonesia tercinta ini.

Tenaga Kerja Terampil Melalui Pendidikan Sekolah

Harus diakui bahwa banyak usaha telah dilakukan dalam pendidikan kita, dan banyak kemajuan telah dicapai, tetapi perlu disadari pula bahwa tak kurang banyaknya kekurangan dan kejanggalan yang masih perlu dipersoalkan untuk dibenahi.

Dalam kurikulum sekolah dari Sekolah Dasar hingga Sekolah Lanjutan Tingkat Atas pada pokoknya terdapat tiga program pendidikan, yaitu Program Pendidikan Umum, Program Pendidikan Akademis, dan Program Pendidikan Keterampilan. Program pendidikan yang terakhir ini dimaksudkan untuk mempersiapkan anak dengan keterampilan khusus untuk bekerja seandainya anak tidak melanjutkan pendidikannya ke tingkat yang lebih tinggi.

Di antara ketiga program pendidikan di atas, Program Pendidikan Keterampilan yang pada umumnya kurang atau tidak dilaksanakan. Alasannya cukup klasik, karena tak ada tenaga pengajar serta sarana dan prasarana. Alasan tersebut kemudian dikaitkan dengan prinsip fleksibilitas dalam kurikulum yang memperbolehkan peniadaan salah satu program pendidikan dalam kurikulum seandainya kondisi sekolah tidak memungkinkan. Dengan demikian makin kuatlah alasan tersebut, dan makin bertambah sempurnalah ketidaksempurnaan pelaksanaan kurikulum.

Peniadaan atau pembatasan Program Pendidikan Keterampilan dalam kurikulum sekolah pada dasarnya akan menghilangkan nilai fungsional dari pendidikan di sekolah itu sendiri. Sifat pendidikan di sekolah akan menjadi sangat intelek, di mana sekolah akan menghasilkan lulusan yang tahu banyak tetapi hanya dapat berbuat sedikit. Keadaan sekolah seperti ini akan mengakibatkan dua kenyataan sebagai berikut.

Pertama, pendidikan di sekolah akan diorientasikan dan diarahkan pada suatu titik tujuan, yakni pendidikan di Perguruan Tinggi. Setiap orang yang bersekolah akan berusaha untuk mencapai pendidikan di Perguruan Tinggi, karena dalam kenyataannya keluaran Perguruan Tinggi relatif lebih mudah mendapatkan pekerjaan dengan imbalan gaji yang lebih besar dibanding keluaran Sekolah Lanjutan Tingkat Atas sampai Sekolah Dasar, walaupun sering terjadi bahwa pekerjaan yang diperoleh tidak sesuai dengan keahlian yang diperoleh di bangku kuliah. Padahal tidak semua orang dapat masuk ke Perguruan Tinggi, entah karena kemampuan akademisnya rendah, entah karena keadaan ekonominya lemah, atau mungkin karena daya tampung Perguruan Tinggi sendiri yang terbatas

Kedua, urbanisasi akan semakin menjadi-jadi. Anak-anak dari desa yang telah mengenyam pendidikan sampai pada tingkat tertentu akan menjadi segan untuk kembali bekerja di desa sebagaimana keadaan sebelum mereka bersekolah, karena merasa telah bersekolah. Kalaupun mereka kembali bekerja di desa, pengetahuan yang telah mereka peroleh di sekolah tidak banyak berarti bagi mereka. Mereka bahkan mungkin harus belajar untuk menguasai pekerjaan-pekerjaan yang telah mereka tinggalkan selama bersekolah. Menguntungkan bagi anak-anak yang tidak bersekolah, karena mereka tetap menguasai dan dapat mengikuti perkembangan-perkembangan yang terjadi dalam pekerjaan mereka. Sebagian besar dari mereka yang pernah bersekolah akan berpindah ke kota-kota dan bekerja apa saja sekedar untuk dapat hidup, baik yang halal tetapi tidak jarang yang haram pun dikerjakan

Mereka-mereka yang tidak sampai masuk ke Perguruan Tinggi dan mereka-mereka yang meninggalkan desanya untuk bekerja di kota inilah yang antara lain tercatat sebagai angkatan kerja, yang notabene belum memiliki keterampilan khusus yang cukup untuk menjalankan sesuatu pekerjaan

Nampaknya sudah agak terlambat, karena sekolah-sekolah kita telah terlanjur menelorkan sejumlah besar lulusan yang tidak memiliki keterampilan khusus untuk bekerja. Namun, pemerintah tentunya sudah mempunyai program untuk mengatasi masalah tersebut. Agar keadaan seperti itu tidak berulang kembali, maka usaha-usaha perlu dilakukan untuk mendorong pelaksanaan Program Pendidikan Keterampilan yang ada dalam kurikulum, dari Sekolah Dasar, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, hingga Sekolah Lanjutan Tingkat Atas

Dalam pusat-pusat latihan tenaga kerja, jenis latihan keterampilan yang disajikan biasanya sudah dikhususkan, dan waktu yang diPerlukan oleh para peserta untuk meyelesaikan latihannya berkisar antara 2 sampai 6 bulan, tergantung dari jenis keterampilan yang dipilih oleh peserta.

Mekanisme kerja seperti ini mungkin cocok untuk diterapkan di sekolah dalam rangka pelaksanaan Program Pendidikan Keterampilan. Mereka yang perlu mendapatkan latihan keterampilan terutama adalah mereka yang segera akan menamatkan pendidikannya atau mereka yang dapat dipastikan akan putus sekolah dan tidak dapat menamatkan pendidikannya. Dengan demikian setelah mereka keluar dari sekolah, diharapkan mereka dapat mencari pekerjaan atau menciptakan lapangan kerja sendiri sesuai dengan modal keterampilan khusus yang diperolehnya dari sekolah.

Untuk melaksanakan Program Pendidikan Keterampilan dalam kurikulum memang diperlukan biaya. Namun, sambil menunggu biaya yang mungkin disediakan oleh pemerintah, bila sekolah mau sedikit berusaha dan bersusah-susah mungkin masalah biaya dapat diatasi.

Caranya ialah dengan mengadakan kerja sama dengan pusat-pusat latihan tenaga kerja serta pusat-pusat penghasil barang-barang keterampilan. Dengan yang pertama, kerja sama dilakukan dengan mengirim anak-anak untuk belajar di sana sesuai dengan kurikulum yang berlaku di sana. Syukur kalau cuma-cuma, tetapi kalaupun perlu membayar, perlu diusahakan untuk membayar semurah-murahnya sesuai dengan kemampuan sekolah. Dengan yang kedua, sekolah mengirimkan anak-anaknya untuk membantu pekerjaan-pekerjaan di sana, dengan imbalan kepada anak-anak diajarkan cara kerja untuk menghasilkan barang-barang keterampilan tersebut.

Kerja sama seperti ini menuntut hubungan baik antara sekolah dengan pusat-pusat latihan tenaga kerja serta pusat-pusat penghasil barang-barang keterampilan, di samping kesadaran yang tinggi dari pusat-pusat latihan tenaga kerja serta pusat-pusat penghasil barang-barang keterampilan untuk bekerja sama dengan sekolah.

 

Mempersiapkan Tenaga Kerja Terampil Melalui Pendidikan Sekolah

Anda telah membaca artikel berjudul: "Mempersiapkan Tenaga Kerja Terampil Melalui Pendidikan Sekolah" yang telah dipublikasikan oleh: Statis Blog. Semoga bermanfaat dan menambah wawasan.

You May Also Like

About the Author: Admin statis

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *