Merdeka Belajar

Merdeka Belajar

“Bro, komen kebijakan Kemdikbud sekarang dong. Itu tentang Merdeka Belajar! Hampir 6 bulan lho sejak didengungkan pertama kali!”, pancing seorang kawan.

“Biarlah Mendikbud beserta timnya bekerja dulu. Kita nanti juga tahu desain kebijakan Merdeka Belajar itu dan implementasinya dari ranah kelas atau ruang belajar sampai dengan ranah organisasi dan manajemen birokrasinya”, sahutku berlagak bajik.

“Tapi sudah hampir enam bulan bro! Perlulah kita refleksikan sejenak format dan desain Merdeka Belajar!”, kejar kawan tadi.

“Jangan pancing aku — aku tak tahu! Aku hanyalah seorang pemulung dan pura-pura pembaca buku”, tandasku.

Seketika kuingat, di kepalaku berkelebatan buku-buku pada waktu terminologi Merdeka Belajar dinyatakan oleh Mendikbud.

Pertama-tama berkelebat buku Mbah Carl Roger berjudul Freedom to Learn (Merdeka untuk Belajar) yang terbit pertama kali pada tahun 1969. Lantas berkelebat Mbah John Dewey berjudul Kemerdekaan dan Kebudayaan (Freedom and Culture) yang terbit pertama kali tahun 1939.

Juga berkelebat buku salah seorang dedengkot teknologi pendidikan Will Richardson yang berjudul Freedom to Learn. Berikutnya berkelabat berbagai buku lain berjudul Freedom to Learn. Tentu saja berkelabat buku Mbak Najeela Shihab berjudul Merdeka Belajar di Ruang Kelas terbitan tahun 2017.

“Itu artinya apa kalau dihubungkan dengan kebijakan Merdeka Belajar? Empat kebijakan Merdeka Belajar kalau dipandang dengan pemikiran tokoh-tokoh tadi?”, kawanku terus mengusut.

“Huss…jangan suka bin gemar menghubung-hubungkan begitu! Empat kebijakan Merdeka Belajar belum tentu ada hubungannya dengan pemikiran Merdeka Belajar dari para dedengkot tersebut. Kamu bisa bandingkan empat kebijakan Merdeka Belajar dengan pemikiran mereka — mereka bicara filsafat dan psikologi merdeka belajar, sedang empat kebijakan merdeka belajar itu baru ngomong administrasi dan fisiologi merdeka belajar!”, potongku.

Menteri pendidikan dan kebudayaan Nadiem Makarim menyatakan, pendidikan karakter serta kemampuan siswa, tak bisa dinilai hanya dari soal berupa pilihan ganda.

 

Anda telah membaca artikel berjudul: "Merdeka Belajar" yang telah dipublikasikan oleh: Statis Blog. Semoga bermanfaat dan menambah wawasan.

You May Also Like

About the Author: Admin statis

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *